Senin, 04 Maret 2013


Pengertian Hubungan internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( RENSTRA )


oleh mujiman
BAB I
PENDAHULUAN

Meskipun masyarakat internasional dan hukum intern­asional berstruktur koordinasi, akan tetapi kini sudah mulai nampak, bahwa masyarakat internasional dan hukum internasional mengarah pada masyarakat yang berstruktur sub-ordinasi. Hanya saja, hal ini tidak terwujud dalam ruang lingkup global melainkan masih terbatas dalam ruang lingkup regional.
Berdirinya Uni Eropa (European Union) melalui proses perjalanan sejarah yang cukup panjang yang anggotanya terdiri dari sejumlah negara di kawasan Eropa Barat dengan struktur organisasi yang supra-nasional disertai dengan kekuasaan menetapkan peraturan-peraturan hukum (internasional) yang berlaku secara sub-ordinatif terhadap negara-negara anggotanya, yang di kenal dengan sebutan community law, merupakan salah satu bukti dari tumbuh dan berkembangnya hukum internasional yang sub‑ordinatif.
Tampaknya, pada masa-masa yang akan datang, kecenderungan kearah terbentuknya hukum internasional yang sub-ordinatif dalam ruang lingkup kawasan-kawasan akan semakin bertambah. Sejalan dengan peningkatan kerjasama dan tingkat integrasi negara-negara sekawasan, adanya hubungan antara dua Negara atau lebih mengakibatkan hokum internatioanal , maka dalam pembahasan kami akan membahas tentang hubungan antara Negara Negara, atau hubungan internasional.






BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Hubungan internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( RENSTRA )
adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.Hubungan ini dalam dilihat sebagai hubungan antar negara atau individu dari negara yang berbeda baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi maupun hankam, konsep ini berhubungan erat dengan subjek subjek seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum internasional, maupun politik internasional.
  1. Pengertian Hubungan International menurut hukum
    1. Charles A Mc Clelland
Hubungan international adalah studi tentang keadaan-keadaan relavan yang mengelilingi interaksi
    1. Warsito Sunaryo
Hubungan international merupakan studi tentang intraksi antara jenis kesatua-kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimadsud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu bisa diartikan sebagai : negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat international
    1. Tgyve Nathiesssen
Hubungan international merupakan bagian ilmu politik dan karena itu komponen-komponen hbungan international meliputi politik international, organisasi, dan administrasi international, dan hukum internasional.
  1. Yang menjadi dasar Indonesia melakukan hubungan luar negeri
Bagi bangsa Indonesia hubungan internasional ini di dasarkan pada politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dengan tujuan meningkatkan persahabatan dan kerjasama bilateral, regional, dan multilateral melalui berbagai macam forum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan nasional. Di dalam menjalin hubungan internasional ini sudah pasti masing masing negara selalu mendasarkan pada politik luar negarinya karena politik luar negeri adalah suatu strategi, pola prilaku, dan kebijakan suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain ataupun dunia internaional.
  1. Tujuan adanya hubungan International
    1. Rasa saling pengertian
    2. Mempererat hubungan
    3. Saling memenuhi kebutuhan
    4. Memenuhi keadilan
    5. Membina perdamaian dan kemanan dunia
  1. Asas-asas hubungan international
    1. Asas teritorial
Semua orang yang berada di luar negaranya wajib mematuhi hukum international
    1. Asas kebangsaan
Di manapun berada, seseorang tetap mendapat perlakuan hukum di negaranya
    1. Asas kepentingan umum
Hukum tidak terikat dalam batas negara karena menyangkut kepentingan umum
    1. Asas harkat, derajat, dan martabat
    2. Keterbukaan
  1. Pengertian  perjanjian International
a.    Oppenheimer-Lauterpacht.
Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negara yang menimbulkan hak dan kewajiban dari pihak pihak yang mengadakan perjanjian.
b.    G. Schwarzenberger.
Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek subjek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional.


c.    Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, SH.
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat akibat hukum tertentu.
  1. Macam Macam Perjanjian Internasional.
1.    Menurut Subjeknya.
§  Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum internasional.
§  Perjanjian antara negara dengan subjek hukum internasional yang lain misal organisasi internasional.
§  Perjanjian antar subjek hukum internasional selain negara.
2.    Menurut Isinya.
§  Perjanjian di bidang politik,misal pakta pertahanan.
§  Perjanjian di bidang ekonomi, misal IMF.
§  Perjanjian di bidang hukum, misal batas negara.
§  Perjanjian di bidang kesehatan, misal penanggulangan AIDS.
3.    Menurut Proses Pembentukannya.
§  Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melelui proses perundingan, penandatanganan dan ratifikasi.
§  Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap yaitu perundingan dan penandatanganan.
4.    Menurut Fungsinya.
§  Perjanjian yang membentuk hukum yaitu perjanjian yang yang meletakkan ketentuan ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan.
§  Perjanjian yang bersifat khusus yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara negara yang mengadakan perjanjian saja.





8.    Proses Pembuatan Perjanjian Internasional.
1.    Menurut Konggres Wina 1969.
Proses pembuatan perjanjian internasional menurut kongres Wina tahun 1969 terdiri dari tiga tahap yaitu :
§  Perundingan ( negotiation ).
§  Penandatanganan ( signature ).
§  Pengesahan ( ratification ).
2.    Menurut Hukum Positif Indonesia.
§  Penjajakan.
§  Perundingan ( negotiation ).
§  Perumusan naskah perjanjian.
§  Penerimaan naskah perjanjian ( adoption of the text ).
§  Penandatanganan ( signature ).
§  Pengesahan naskah perjanjian ( authentication of the text ).
9.    Hal Hal Penting Dalam Perjanjian Internasional.
1.    Persyaratan Perjanjian Internasional.
§  Unsur unsur Penting.
v  Harus dinyatakan secara resmi dan formal.
v  Bermaksud membatasi, meniadakan, atau megubah akibt hukum dan ketentuan ketentuan yang terdapat dalam perjanjian tersebut.
§  Teori persyaratan Perjanjian Internasional.
v  Teori Kebulatan Suara yaitu perjanjian internasional itu sah jika diterima oleh semua peserta dalam pembuatan perjanjian tersebut.
v  Teori Pan Amerika setiap perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan dengan menerima segala persyaratan yang ada dalam perjanjian tersebut.
2.    Berlakunya Perjanjian Internasional.
§  Masa berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut dari persetujuan dari peserta.
§  Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan perjanjian mulai berlaku segera setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding.
§  Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku, maka perjanjian itu mulai berlaku bagi negara tersebut.
§  Ketentun ketentun yang mengatur pengesahan teksnya,pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh prjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,fungsi fungsi penyampinnya dan masalah masalah yang timbul, maka perjanjian itu mulai berlaku saat teks perjnjian tersebut disahkan.
3.    Pelaksanaan Perjanjian Internasional.
§  Ketaatan terhadap perjanjian.
v  Perjanjian harus di patuhi dengan dasar asas Pacta Sunt Servada.
v  Kesadaran hukum nasionalnya yang berarti bahwa negara yang menyetujui ketentuan ketentuan perjanjian yang sesuai dengan hkum nasionalnya.
§  Penerapan perjanjian.
v  Daya berlaku surut ( Retroactivity ), biasanya suatu perjanjian internasional dianggap mengikat jika perjanjian tersebut telah di ratifikasi oleh peserta, kecuali bila perjanjian tersebut dianggap berlaku sebelum dilaksanakan ratifikasi.
v  Wilayah penerapan ( Teritorial Scope ) suatu perjanjian mengikat wilayah negara peserta kecuali bila ditentukan lain.
v  Perjanjian menyusul ( Successive Treaty ), pada dasrnya suatu perjanjian internasionaltidak boleh bertentangan dengan perjanjian serupayang mendahuluinya.
§  Penafsiran ketentuan perjanjian.
Agar perjanjian memiliki daya guna yang baik maka masing masing negara peserta harus mempunyai penafisiran yang sama dengan negara peserta yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran.



4.    Kedudukan Negara Bukan Peserta Perjanjian Internasional.
Kedudukan negara yang tidak ikut dalam perjanjian internasional tidak memiliki hak dan kewajiban, tetapi jika perjanjian tersebut bersifat multilateral maka negara yang tidak terlibat dapat menyatakan diri terikat dengan perjanjian tersebut.
5.    Pembatalan Perjanjian Internasional.
§  Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan ketentuan hukum nasionalnya.
§  Adanya unsur kesalahan pada saat perjanjian dibuat.
§  Adanya unsur penipuan dri negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain saat perjanjian tesebut dibuat.
§  Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan baik melalui kelicikan atau penyuapan.
§  Adanya unsur paksaan terhadap seorang wakil negara lain ,paksaan tersebut berupa ancaman atau penggunaan kekerasan.
§  Bertentangn dengan suatu kidah hukum internaional.
6.    Berakhirnya Perjanjian Internsional.
§  Telah tercapainya tujuan dari perjanjian itu.
§  Masa berlaku perjanjian tersebut telah berakhir.
§  Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang  atau punahnya objek perjanjian tersebut.
§  Adanya persetujuan dari peserta peserta untuk mengakhiri perjanjian tersebut.
§  Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian terdahulu.
§  Syarat syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian telah dipenuhi.
§  Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.












BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.    Tujuan adanya hubungan International
a. Rasa saling pengertian
b. Mempererat hubungan
c. Saling memenuhi kebutuhan
d. Memenuhi keadilan
e. Membina perdamaian dan kemanan dunia
2.    Asas-asas hubungan international
a.    Asas teritorial
b.    Asas kebangsaan
c.    Asas kepentingan umum
d.    Asas harkat, derajat, dan martabat
e.    Keterbukaan
SARAN
Demikian tugas ini kami buat. Kami yakin bahwa tugas yang saya buat ini masih jauh dari yang namanya kata memadai, karenanya, arahan, kritikan, dan masukan dari Ibu dan kawan-kawan amat kami perlukan demi kebaikan makalah ini pada khususnya dan kami serta kawan-kawan lain pada umumnya. Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat.










DAFTAR PUSTAKA



Ø  Strake, J.G. 2003. Pengantar Hukum Internasional Edisi Ke-10. Jakarta: Sinar Grafika
Ø  http://www.negarahukum.com/hukum/masyarakat-internasional-dan-hukum-internasional.htmlwww.akat dan hukum internasional.com





















KATA PENGANTAR
                       
            Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Hukum Internasional berupa artikel yang berjudul “ tujuan dan Azas azas hubungan internasional” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

            Dalam penulisan tugas yang berupa artikel ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan saran dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarnya kepada dosen mata kuliah Hukum Internasional yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga tugas artikel ini dapat selesai dengan baik.

            Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, karena dalam penulisan ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi sempurnanya penulisan ini.
















DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................                    i
Daftar Isi .................................................................................                      ii
BAB I  Pendahuluan ................................................................                  1
BAB II Pembahasan
Pengeretian hubungan internasional…..………….                              2
Tujuan hub internasional……………..……………                                4
 Azas azas hub internasional…………………………………….           7
BAB III            Penutup .............................................................                  8
Kesimpulan 
Kritik dan Saran
Daftar Pustaka……………………………………………………             9




Tidak ada komentar:

Posting Komentar