Senin, 04 Maret 2013


MAKALAH
Hukum Adat

Judul

Hukum Adat Merangin

Dosen Pengampu  : Agus Zainuddin.S.Sos.,M.Hum
 








Di susun oleh

MUJIMAN    SYARI’AH

NIM : SAS.I.2010.013




Sekolah Tinggi Agama Islam ( S T A I )
Syekh Maulana Qori (SMQ) BANGKO
T. A  2011 / 2012








BAB I
PENDAHULUAN


Hukum merupakan kumpulan bermacam-macam dan tingkatan kaedah untuk mengatur sangsi-sangsi apa yang harus di timpakan kepada orang yang melanggar ketentuan-ketentuan dan segala peraturan baik yang turun dari raja, bathin, penghulu, maupun peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh masyarakat bersama anak negri.
Dengan adanya sangsi yang akan dikenakan terhadap orang yang tidak mematuhi peraturan,  diharapkan orang takut akan sangsi itu dan tidak akan melanggar peraturan peraturan hokum yang berlaku.
Oleh karena itulah penulis ingin membahas masalah hokum adat yang masih di lestarikan di daerah kita, terutama membahas mengenai pasal pasal tentang hokum adat yang masih berlaku di tengah masyarakat, di antaranya peletak ajo dengan jenang, bangun mayo, sumbang salah dan membahas mengenai pasal pasal dendang, diharapkan dengan kita bisa memahami hokum adat ini kita bisa melestarikan dan menjadikan sebagai landasan kita agar menjadi masyarakat yang taat hokum.











BAB II
PEMBAHASAN

Tentang Hukum Adat
            Hukum merupakan kumpulan bermacam macam dan tingkatan kaidah untuk mengatur sangsi apa yang harus ditimpakan kepada orang yang melanggar ketentuan ketentuan dan segala peraturan baik yang turun dari raja, batin,maupun peraturan dan ketentuan yang dibuat dalam musyawarah bersama anak negeri .
            Dengan adnya sangsi yang akan di kenkan terhadap orang yang  tidak memtuhi peraturan, diharapkan orang takut akan sangsi itu dan tidk akan melanggar peratuarn hukum yang berlaku.
            Setidak tidaknya sangsi yang di buat itu akan mengurangi orang yang akan melanggar segala ketentuan dan peraturan yang sah.
            Dengan adanya orang dan masyarakat di negeri, dusun, kampung mematuhi peraturan yang sah dan resmi, sudah tentu masyarakat i negeri itu akan melakukan kegiatan sehari-hari untuk mencapai keadikan an kemakmuran, mwnuju kesejahteraan lahir batin, dan mendapat rahmat, rihdo, dari Allah SWT.
            Oleh karna itu ratusan tahun silam, para leluhur dan nenk moyang  kita bertempat di bukit sitinjau laut, mantai kebautengah duo sen sakiding di patigo. Telah membuat dan menyusun adat bersindai sarak, sarak bersindai kita boleh untuk keselamatan anak cucunya di bumi sepucuk jambi sembilan lurah sampai kepada kita sekarangn ini.
            Adat ini di buik pasko di tempuh di pelun undang dengan teliti de sesuaikn dadt dengan sarak di Bumi Pucuk Jambi Sembilan Lurah, maupun di maing-massing negeri, dusun, lurah cara pegang pemakaiannyaber lain-lain, seperti yang dikatakan oleh seluko aat.
            Lain Lubuk Lain Ikan
            Lain Ladang Lain Belalang
            Lain Negeri Lain Ico Pakai

            Sekalipun Ico pakai belain-lain di masimg-masing negeri, namun ico pakai itu di buat dengan berlandaskan Sarak(Agama Islam),ico pakai itu tidak boleh keluar dari adat bersendi sarak, sarak bersendi kita billah (Al-Quran mul karin).
            Oleh karna itu di manapun orang itu berada dan tinggal khususnya di alam jambi ini, apabila melangar dari peraturan dan ketentuan adat, orang itu akan di timpa sangsi yang telah di buat dan di atur oleh adat, sesuai dengan kata seluko.


            Cupak Sepanjang Betung
            Adat sepanjang Jalan
            Adat Selingkung Negeri
            Undang Selingkung Alam
            Artinya, kemanapun orang pergi addat telah lebih dulu di negeri itu, seperti yang telah di sbutkan oleh seluko aat di atas.
Adapun hukom aat itu, hukum perdamaian, hukum tidak tertulis.
            Hukum adat tidak mengenal sangsi penjara sebagai tempat menahan dan mengurung orang yang bersaalahatas pelanggarannya terhadap ketentuan adat yang berlaku.
            Hukum adat anya punya sangsi MORAL dan MATERIAL, dimana sangsi moral lebih berat efeknya daripada sangsi material, apalagi ditengah masyarakat, diantara inimelekat menjadi satu rantai yang tidak dpat di pisahkan antara satu dengan yang lainnya.
            Hukum adat di Pucuk Jambi Sembilan Lurahini ada dua sistim yang sering di pakai, yaitu undang dua puluh dan Pucuk Undang Nan Sembilan Induk Undang Nan Delapan.
            Namun sebagaian besar Negeri, Dusun, Kampung, Lurah memakai sistem yang pertamayaitu Undang Duapuluh hanya sebagaian negeri yang memakai sistem kedua, yaitu Pucuk Undang Nan Sembilan Induk Undang Nan Delapan.
            Undang Dua Puluh terbagi dua, pertama Undang Delapan, kedua Undang Dua Belas, dan Panto-Panto Bak Hujan Lebat.
Undang Delapan:
1.    Tikam Bunuh Pedang Berdarah
2.    Upeh Racun Bertabug Sayak
3.    Sanum Saka Tegak Di Bateh
4.    Siar Bakar Sebatang Sulur
5.    Maling Curi Taluang Lantai
6.    Rebut Rampeh
7.    Dagi Nagi Memberi Malu
8.    Sumbang Salah Laku Perangai.
Undang Duabelas:
1.     Engang Lalu Anting Jatuh
2.     Pulang Pegi Bebasah-basah
3.     Bejalan Begegeh-gegeh
4.     Kalundang Mato Orang Banyak
5.     Dibawo Ribut Dbwawo Angin
6.     Dibawo Pikat Dibawo Langau
7.     Tasidorong Tijak Manurun
8.     Tatukik Tijak  Mendaki
9.     Bajual Bamurah-murah
10. Batimbang Jawab Ditanyoi
11. Basurih Bak Sipasan
12. Bajejak Bak bakik

            Masalah hukum adat bukan saja yang di sebut undang dua buluh itu saja, disamping itu banyak lagi cabang dan rantingnya, cabang dan ranting inilah yang di katakan dengan Pantp-Panto Bak Ujan Lebat.
            Antara kedua sistem ini kalaulah kita teliti tidaklah berbeda jauh, sekalipun cara dan sebutannya ada yang berlainan, namun maksud dan tujuannya sama.
            Sebagaimana kita maklum bahwa undang duapuluh itu sendiri dimaing-maing negeri ada juga yang tidak sama bunyi dan susunannya.
Undang-undang Adat Nan Empat
1.    Adat yang sebenar adat
2.    Adat yang diadatkan
3.    Adat yang teradat
4.    Adat istiadat
1.  Adat yang sebenar adat
         Ialah yang datang dari Allah SWT dan di sampaikan oleh Rassulnya. Ahli adan menyimp lkan bahwa adat yang sebenar adat itu diibaratkan dengan seluko adat:
Beruk Dirimbo DiPangku
Anak Didado Diletakkan
Nan Bena Jngan Diasak
Diasak Layu Dianggu Mati
             Sekalipun beruk dihutan kalau dia benar dipangku, kalaupun anak sendiri kalau dua salah diletak dibuangkan, namun yang benar tetaplah benar tidak boleh dirubah-rubah. Jadi yang dimaksud Adat Yang Sebenar Adat Ialah:
YANG BENAR JANGAN DIASAK.
2.  Adat Yang diadatkan ialah:
Ialah peratiran dan ketentuan hukum adat yang diterima dari nenek moyang kita yang menyusun adat di bukit Sitinjau Laut dan juga dari Datuk Parpatih Nan Sebatabg dengan Datuk Ket
manggungan yang diambilnya dari alam terkembang jadi guru.

3.  Adat yang teradat ialah peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh Batin, Penghulu atau hasil mesyawarah negeri yang dipakai yang masing-masing negeri, Dusun, Kampung< yamg bersangkutan. Sehingga tradisi ini sudah nenjadi pegangan di negeri yang bersangkutan itu.

4.    Adat istiadat ialah, kebiaaan yang menyenangkan dalam satu negeri seperti kesenian olahraga, cara berpakaiaan,  namun sewaktu-waktu dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi. 

Adat yang sebenar adat dan adat yang diadatkan, adalah adat yang tetap, tetap tidak bisa dirubah-rubah, inilah yang dikatakan:
Adat Yang Berhubul Mati
Adat yang teradat dan adat istiadat sewaktu-waktu bisa dirubah sesuai dengan keperluan, situasi dan kondisi. Inilah yang disebut:
            Adat Nan Berbuhuk Santak

            Sakali ayek dalam duo tigo pulau baalih
 empat limo tanjung nan putuih

Sakali ayek gedang
Sakali tapian ba anjak
Sakali musim batuka
Sakali caro baalih

BAB II
UNDANG
Pada hukum dahulu undang-unang aat terbagi dua:
A.   Undang hitam
B.   Undan putih

A.   UNDANG HITAM
Undang hitam di pegang raja, karena undang hitam ini dikatakan undang keras, sebab segala urusan perkara anak negeri yang tidak dapat dielesaikan oleh batin atau penghulu, urusan perkara ini diserahkan kepaa raja, inilah yang dimaksud dengan kata-kata aat NAN KEREH PULANG KE RAJO, NAN LUNAK TINGGAL DIBATIN.
Untuk menyelesaikan persengketaan ini oleh raja dan pembantunya seperti mentri da patih kerajaan, dipakailah u dang ini.
1.    Ba selam ayek
2.    Ba kucing abun
3.    Bakacau timah angan
4.    Ba cilat bunkul paneh

Kalau yang mendakwa cukup dengan bukti dan saksi yang kuat dan lengkap, dan terdakwa berkeras tidak mengaku maka terdakwa di suruh memilihn salah satu dari empat fungsi di atas. Apabila terdakwa sanggup memilih salh satu dari empat fungsi diatas, umpamanya mengacau timah angat yang sedang mendidih diatas api dengan jari angannya dan tidak letup oleh timah panas, maka terdakwa dinyatakan tidak bersalah dan di bebaskan dari segala tudhan.
           Namun apabila tangannya letup, maka dia bersalah, dan dihukum dengan, kerbau seekor, bersa seratus gantang, kelapa seratus buah, serta selemat semanisnyo, sirih beganggang pinang betabduk, dengan duo puluh kayu, sari ado sari ganamo sari batepuk, talingok angat, benih satingkil maak setandan.


B.   UNDANG PUTIH
Sebagaimana yang sudah di jelaskan pada uraian yang berkenaan dengan undan hitam, disitu disebutkan:
YANG LUNAK TINGGAL DIBATIN                                                          
Yang lunak tinggal dibatin inilah ”Undang Putih” atau urusan perkara yang tidak terlalu rumit.
          Adapun undang putih terbagi atas bebrapa bagian, yaitu:
          Pucuk Undang Nan Sembilan
          Induk undang Nan Lapan
          hetak ajo dengan jenang
          Bangun mayo
          Harang pantang
          Sumbang salah
          Tembo adat nan duo
          Hak bamilik
          Kawin cerai
          Batumak batani

         
BAB III
PUCUK UNDANG NAN SEMBILAN

Pucuk undang nan sembilan ii di bagi dua, yaitu:
A.   Jatuh Ka Luar Negeri
B.   Jatuh Ka Dalam Negeri

A.   Jatuh Ka Luar Negeri
Jatuh ka luar negri yaitu:
1.    Samun Si gajah Duman
2.    Samun Si Adun Duman
3.    Samun Si Menti Buman
4.    Samun Si Keti Duman

A.1. Samun Si gajah Duman, yaitu kalo ada orang:
                  Man  kasat-kasat daun pimping
                  Man padeh-padeh dayn sirih
                  Lah sesak di diri
                  Lah biji di jiwo
                  Man bungkuk makan sarung
                  Man kareh makan kanti
                  Tiweh-tiweh ikaan kabarau
                  Hak darah indak mak pampek
                  Hak nyawo indak mak bangun
                  Tempatnyo di:
1.    Tampak lulung imbo balung gumpalan paku penyamunan diantaro sungai limun dengan kota baru
2.    Di ujung tanjung batu damai bejalan ke muaro aman.
Kalo orang mati di dua tempat ini itu yang di kato,
            Mati di tagihungko kelabu
            Mati diatap langau ijau
Indak ba pendam ba pakuburan
Indak ba tagak batu nisan
Indak ba puding papan dako
Tampek idak bangunpun tido
Untuk jaman sekarang cara di atas tidak ada lagi.

B.   Samun si adun duman, yaitu
Tumbuh tajadi di lubuk di tepian salah man ba kandang duso man ba pintu.
Jika l;awang bak atap, mudik pintu bak inci, masuk idak kalua idak, tau-tau ado orang mati.

C.   Samun simenti dumanut

      Ialah samun yang terjadi di bateh seiring dengan biding yang melibatkan dua buah negeri.
      Kejadian ini samo-samo diusut di usul di perikso, lah dikaji baco undang pegiman melebuh gajah undang balik man melebuh semut, lah di impit di man tajam lah di dado man angat, indak jugo dapat bukti bunta bayang-bayang.

D.   Samun si kati duman
     Tajadi dalam negeri, dusun, kampung kalo yang menyamun indak jugo di ketahui, bagi semuo anak-anak negeri samo-samo mencari, diusut ditangkap kalo ado tapijak tatukit.bawah tapak unut tabentang bawah betik, dicari sahabih dayo didalah sahabih akal.
     Kalo jugo indak dapat orang yang menyamun tadi, negeri di kenokan jugo seguling batang, untuk menganti kerugian orang yang di rampok.
     Tapi kalo orang yang di rampok tadi mati, negeri dikenikan seguling batang membayar bangun atas kematian orang yang di rampok itu.
     Tapi kalo si penyamun dapat di tangkap maka segala kerugian orany yang disamun  tadi tanggung si  isemanisnyo, kalo yang keno samun iu tadi.       
 
5 menjatuh ke dalam negri
     1. Upeh acun basiso  makan             
    2. Bubuk pukau batabung sayak                                                      
3.    Sia bakar bapuntung suluh
4.    4 umbuh di ateh baando tunggal
5.    4 di bawah batando tunggal
            Keterangan:
1.    Upeh makanan yang di beri racun yang tidak mematikankepada orang, supaya orang yang memakannya sakit.
Racun makanan yang diberi ramuan yang memabukkan, diberikan kepada orang memakannya, supaya orang itu mendapa saki parah dan dengan harapan orang itu saki parah dan mati.
            Basiso makanan. Yaitu sisa makanan orang itu tadi yang bila di perik atau bila di beri kepada ayam misalnya ayam itu akan sakit atau mati.  Sisa makanan ini adalah buki bahwa makanan yang menyakiti atau mematikan orang yang memakannya tadi mengandung upeh atau racun.
2.    Bubuk pukau batabung sayak.
Bubuk adalah ramuan yangdi berikan makanan kepada orang supaya orang itu pingsan atau pening kepalanya dan biasanya tidak mematikan.
Pukau adalah sejenis ramuan yang di beri makan kepada orang dengan maksud supaya orang itu pening dan langsung pingsan idak sadarkan diri beberapa lama, dan salah-salah mungkin ada yang sampai mati. Maksud memberi Bubuk atau Pukau kepada seseorang dengan tujuan menyakii seseorang, dan ada jugadengan ujuan menyakii supaya dapa mengambil haranya aau memperkosa perempuan dalam keadaan pingsan oleh karna bubuk at au pukau itu tadi.
3.    Sia Baka
Sia (siar), adalah kegiatan membakar rumah ladang, kebun, sawah, termasuk ladang yang sedang mengapa 60 belum saatnya di bakar. Siar ini membakar tapi tidak sampai menghabiskan.
Bakar ialah membakar rumah toko, ladang, kebun sawah sampai hangus atau musnah semuanya kalau membakar ladang yang sedang mengampa 60. Kalau tidak sam[pai hangus orang yang membakar ini wajib mengerjakan ladang ini sampai selesai.
4.    Empat yang tumbuh di ateh batando tunggal. Undang indak dibaco pasko dak di kirai taliti idak di rintih ambago indak diampa ba meh idup dak ba meh mati.
Ke satu menikam bumi.
Keduo mancalak teluo
Katigo balam duo sa ingge
Kaempat mandi di pancuran gading

Penjelasan
1.    Kesatu, yang di maksud dengan menikam bumi, anak lelaki berzinah dengan ibunya.
2.    Kedua mencarak telua yaitu, seorang bapak berzinah dengan anak perempuannya.
3.    Ketiga balam duo sa ingge adalah, lelaki dan perempuan yang bersaudara/kakak adik melakukan perbuatan zinah,
4.    Keempat, mandi di pancuran gading, yaitu berzinah dengan istri raja atau pimpinan.
Kalau terjadi kesalahan empat macam tersebut diatas, tidak ado kaji baco lagi, asal kesalahan itu sudah pasti, sesuai dengan ketentuan sah salah dalam peraturan adat.
Dasar hukum pada awalnya kedua orang yang berzinah ini imasukkn kedalm lukah guheng(lukah gedang) bajalin dengan tali aka sabasak di bekali dengan pisau timah.
Kemudian likah ini di masukkan ke sungaidi tempat airnya yang dalam, kalau kedua orang ini dapat keluar dengan merateh lukah tadi dengan pisau timah dan hidup, maka semuanya bebas dari hukuman, kalu tidak dapat keluar dari lukah itu, matilah keduanya.

5.    Empat yany tumbuh dibawah batando sirek, undang di baco pasko, pasko di kirai taliti di rintih lambago di ampa bak saluko adat.

Anak catu makan di katengah
Anak catu makan katepi
Anak jadi mang manyalo kerap
Ka tengah mamecah buih
Ka tepi ma empeh tebing

Idak salah mak di liek
Kak bena mak di denga

Dereh ayek mak di cingok kalua
Tenang ayek mak di cingok ka muaro
Di mano telun man tinggi
Tabin man manyenak


Kalo lah tibo di kusut mak di usai keruh mak di jenih di rumah batin, ptuh kerih nyawo di lilang patahlidah utang di baye, yo di hitak mak bakul nasi aus mak batabng kaow.

Empat yang tumbuh di bawah yaitu:
Kesatu huko
Kaduo hukih
Ketigo dago
Kaempat dagi

Penjelasan
Kasatu luko ada dua macam
a.    Luko tinggi
b.    Luko rendah
Luko tinggi yaito luko atau lukih di bagian anggota tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian seperti leher bagian kepala, punggung tangan, telapak tangan, punggung dan telapak kaki, huko rendah  yaitu luko atau kukih di bagian tubuk yang dapat tertutup pakaian biasa.
Pasal 1. Huko yaitu leka jangat, daging takuak darah ta pecik
Pasal 2. Hukih yaitu leta jangat kulit ta kuak putus urat taincing tulang, darah ta pecik.
Dasar hukum :
Huko tinggi: beras duo puluh gantang, kambing seekor, kelapo duopuluh buahserta selemak seman isinyo, tambah kain bagabung.
Kuho rendah: ayam ba ekuk bereh bagantang kelapo batali serta selemat semanisnyo kain ba eto.

Namun dalam hukum adat dikenal ada kaedah-kaedah untuk menentukan hukuman atau sangsi-sangsi yang akan dikenkan kepada orang yang bersalah melngar ketentuan adat, baik itu disengaja atau tidak di sengaja, seperti kato adat yang berbunyi “San Seko”yng artinya ba aliran, man layak di buik judu man alua di buek patut.
Menurut hukum adat luko tinggi beras duopuluh kambing seekor serta selemak semanisnyo.
Tapi berdasarkan kpeasa San Seko kita harus melihat dulu kepada keadaan luko itu. Kalau luko itu hanya sekedar tergores dan sedikit berdarah tidak lah layak kalau kta beri sangsi beras duopuluh kambing seekor dan selemak semanisnyo, yang pantas hanyalah sangsi ayamseikuk kelapo batali dan selemak semanisnyo.
Begitu pulo dengan luko rendah, yang dasar ukumannyo, ayam baikuk bareh bagantangkelapo batali dan selemak semanisnyo, namun demikian kalau luko itu parah, seperti leta jangat daging takuyak putus urat, hukumanny yang patut adalah beras duopuluh gantangkambing seekor serta selemak semanisnyo.
Tentang dasar untuk mempertimbangkanberat ringannyo sangsi adat, nanti kitaakan jelaskan pada pasal yang akan datang.

Pasal 3. Dago
                   Dago adalah melawan pimpinan atau menentang peraturan yang sah.
                   Orang yang melawan pipinan atau peraturan yang sah, hukumannya beras duopuluhkambing seekor serta selemak semanisnyo, tidak boleh di aut di gunting.
Pasal 4. Dagi
                   Dagi ialah melawan atau menentang pimpinan, atau menentang peraturan dan ketentuan-ketentuan yang sah, dengan kasar dan kekerasan.
                   Orang yang melakukan pekerjaan menentang atau melawan pemimpin, atau menentang peraturan, hukumannya sebagai berikut:
                   Kalau luko duo pampeh
                   Kalo mati duo bngun
                    Artinya kalau pemimpin yang di lawan dan yang di tantang itu kuko, hukumannya 2X beras duopuluh gantang kambing seekor serta selemak semanisnyo/dua kali lipat.
                   Kalau pemimpin yang di tantang dan di lawan itu sampai mati hukumannyo bangun duo kali lipat, yaitu beras duo ratus gantang kerbau duo ekor, kelapo duoratus buah selemak semanisnyo di tambah dengan dagang 40 kayu, baikuk bakapalak karemo.
                   Mangadah telum man tinggi
                   Malacak tabun man munyenak

BAB IV
INDUK UNDANG NAN DELAPAN

Induk undang nan delapan di bagi duo:
1.    4 nan jatuh ka luar negeri
2.    4 nan jatuh ka dalam negeri

1.    4 nan jatuh kaluar negeri yaitu:

-          Tereh mengkudu imbo kasang
-          Burung gedang duo suaro
-          Burung kecik geleng mato
-          Jun lalu kiambang bataup
Penjelasan:
1.    Tereh mengkudu imbo kasanglalang indak capo dak tumbuh ngajin katumbuh balamba-lambakayu idak ba pucuk mudo ngajin bapucuk di gantung uluk padi di tanam lalang nan tumbuh kunyit di tanam putih letak di dusun-dusun, legang buang ka talang padi ampo ulek bumi pematang tanah imau ulik dalan dusun ayam ba amo tengah umah susah orang idak di kaji bena nan kato awak bae gawe nan lain dari kanti lua dari pembentuk nan duo.

Orang yang segala tingkah lakunya selalu menyalahi peraturan baik itu peraturan adat, syarak, maupun peraturan pemerintah. Orany yang perbuatannya seperti iyu, hukumannya beras duopuluh kambing seekor.
Kslsu dis tidsk msu membsysr hukumsnnya, atau hukumannya di bayar tapi tingkah laku dan perbuatannya tidak berubah, maka orang ini akan di kenakan hukuman “BUANG” seperti apa yang di katakn seluko adat.
Buang ka bukit idak ba angin
Buang ka lurah idak ba ayek
Idup idak di kandung adat
Mati idak di kandung pasko
            Sampai ia taubat dn minta ampun, serta diiringi dengan merubah tingkah lakunya dan membayar hukuman yany telah di jatuhkan kepadanya, baru dia dikembalikan lagi kedalam masyarakat.
           
2.    Burung gedang duo suaro
Yang di maksud burung gedang duo suaro yautu, seorang pemimpin yang tidak jujur, sebagai mana yang di ibaratkan oleh seluko adat.
Burung gedang duo suaro
Pemimpin ba muko duo
Balidah duo lapih
Tunjuk liruih
Kalingking bakait
Pat di lua icung di dalam
Teluk mangusut antau
Puawang memucah timbo
Ajo melebuh undang
Pengulu ma asak pakai
Paga rapek makan tanaman
Bak bunyi pantun adat:

Cincin tamago basuaso
Taletak di jari kiri
Nan biso lah membinaso
Menikam diri
            Bedil kupa buatan jepan
            Di bawo anak ajo jambi
            Tagempa sebuah kampung
            Dik nan tuo bamain api
Pemimpin yang berlaku seperti tersebut di atasdi hukm dengan bera duopuluh gantang kambing seekorselemak semanisnyo.
            Kalau kesalahan itu sudah sampai meresahkan masyarakat atau perbuatan itu tidak akan berubah, maka disamping dia di hukum, dia di pecat lagi dari jabatannya sesuai dengan pepatah adat yaang mengatakan:
            Iadak talarik batin di pecat
            Salah larik batin dipecat

3.    Burung kecil geleng mato
Masyarakat biasa yang selalu mencari-cari kesalahan pemimpin, atau kesalahan-kesalahan orang lain, tapi tidak berani menyalahkan pemimpin atau orang lain itu dengan terbuka dan terang-terangan, ini yang dikatakan oleh pepatah:
Subuk intai
Mengujak labing
Mengapeh bumbun                 
Hukumannya kepada masyarakat yang berbuat seperti di atas tadi, yaitu beras duapuluh kambing seekor, karna perbuatan itu bisa meresahkan orang lain atau prmimpin, di dalam dusun itu, perbuataan ini sudah hampir kepada perbuatan fitnah, namun hukum tadi melihat juga pada keadaan.

4.    Jung lalu kiambang bataup
Jalah kata kiasan kepada orang yang membikin fitnah, orang tidak berbuat sesuatu kejahatan di tuduh atau di sebarkan berita kepada pihak ketiga atau orang banyak bahwaorang itu(si A) telah melakukan tindakan melanggar hukum, atau mengancam keselamatan, ketntraman orang lain padahal si A tersebut betul-betul tidak melakukan pekerjaan atau perkataan sebagai mana tuduhan orang itu.
Perbuatan menuduh, mencampuri urusan orang lain memfitnah, tampa ada bukti yang jelas yang dapat di pertanggung jawabkan kebenaran atas tuduhan itu, inilah yang di katakan oleh pepatah adat:
Jung lalu kiambang Bataup
Anau-anau ka nampak budi
Gajah mandi kesik ta tabua
Bintang tasirak ka siangan.
Perbuatan tesebut sangsinya adalah sesuai dengan sangsi kepada orang yang di tuduh, di fitnah kalau ternyata tuduhan orang itu benar.
Umpamanya si A di tuduh melakukan kesalahan dan tuduhan ini ternyata benar,maka si A di hukum beras duopuluh kambing seekor, tapi bila ternyata tuduhan itu tidak benar maka yang menuduh, menfitnah itu di hukum beras duopuluh kambing seekor.
Ini yang di katakan idak meluih ka ujung meletuih kepangkal, sesuai pula bak pantun adat:
Nak mudik ka salam buku
Singgah balik ke dusun bangko
Ta embuih di salung babuku
Babalik angin ka muko

Kuwau mati dik bunyi
Uso mati dek pijak
Alip menunjuk lihuih
Wau mwnunjuk bungkuk

Mumpang cekak idak bacincin
Keno luluk kandang kering
Keno getah kayu aro mati

2.    4 nan jatuh kedalam negeri
-          Bujuk sabalik batang
-          Kayang menyamba buih
-          Menyunting bugo di tangkai
-          Titin galung dalam negeri
Hukuman atas kesalahan yang empat macam di atas adalah, beras duopuluh gantang kambing seekor kelapo duopuluh buah di tambah selemak semanisnyo.
Namun demikian melihat pula kepada keadaan kesalahan ini, sebab diantarnya ada yang boleh du aut di gunting: maksudnya berasduapuluh kambing seekor tadi di ganti dengan ayam dua beras dua gantang kelapa empat buah serta selemak semanisnyo.
-          Bujuk sebalik batang
Pada umumnya perbuatan leleki pada perempuan dengan jalan mengintip dari tempat yang gelap atau mengintip  di tempat yang sepi termasuk bertingkah laku yang tidak sopan kepada perempuan. Seperti seluko indang menyatakan:
Duduk mengintai kelam
Tegak mengintai lenggan
Bajalan melintang tapak
Malimbai malintang adap
Ijab melanteh kain
Cubit melanteh dinding
Malintang bak mato baluluk.

-          Kayang layang menyamba buih
Adlah perumpamaandari perbuatan seorang lelaki ber zinah dengan seorang gadis atau janda atas suka sama suka dan tidak di ketahui oleh orang, sehingga si gadis atau janda itu menjadi hamil atau tidak hamil sebagai mana seluko adat menyatokan:
Ilir tidak badetik
Mudik idak ba detak
Ka ilia lawang bakunci
Mudik pintu ba giwang                              
Nan bak mencit jatuh ka bareh
Tau-tau
Kok ubi lah ba isi
Kok pisang lah ba sikat
Kok tebu lah
 Perbuatan ini di katokan salah jantann dengan batino, salah jantan dengan batino, salah ujang dengan gadis , disamping ini orang ini di hukum dan orang ini pun di nikahkan.
Bagai mana kalau terjadi di antara beberapa orang leleki dengan satu orang perempuan, semua leleki itu harus membayar hukuman, sedangkan wang wajib menikahi perempuan itu adalah leleki yang di sebut perempuan tadi dengan siapa ia yang mau kawin.
Sebutan nama dari salah seorang lelaki yang harus di nikah dengannya itu di namakan ciak yang arti dari ciak ini adalah pengakuan.

-           
-           

                  











 


A.   Peletak Ajo dengan Jenang
            Peletak ajo dengan jenang maksudnyo perintah Raja, intruksi Raja melalui jenang kepada pimpinan Negeri, luhak dan kampong supaya setiap :
1.    Mati babangun
2.    Luko bapampek
3.    Lembam balu batepung twa
4.    Patah balung katinggal buik

Hak darah mengendak pampeh
Hak nyawo mengendak nyawo
Hak darah tinggal di batin
Hak bangun balik ke Rajo

Penyesalan “
Pasal 1- Mati babangun ialah orang itu mati disebabkan oleh faktor manusi baik disengaja atau pun tidak disengaja
Disengaja seperti dibunuh dengan menggunakan senjata tajam, senjata tumpul dengan pentungan dari kayu, basi dan alat yang bisa mematikan lainnya, seperti racun dan bahan sejenisnya.

Faktor yang tidak disengaja seperti, seorang menumbak burung, rusa, babi dan sebagainya, namun peluru itu nyasar lantas mengenai orang dan orang ini langsung mati atau mati diakibatkan peluru dari senapang orang yang menembak binatang tadi.


Pasal 2-   Luko bapampeh
Setiap luko baik disengajo atau tidak disengajo harus memampeh termasuk kita melukai diri sendiri seperti tangan kanan melukai tangan kiri juga memampeh sesuai dengan kata seluko adat, setiap daran mengendak pampeh.

Mati yang dibangun dengan beras seratus gantang, kerbau seekor, kelapo seratus buah dan selemak semanisnyo ditambah kain putih 20 kayu ba ikuk ba kapalak dan luko yang dipampeh dengan ayam baikuk kelapo batali atau memampeh dengan beras duo puluh gantang, kambing seekor, kelapo dua puluh buah serta selemak semanisnyo ditambah kain ba eto atau bagabung (lihat halaman 35), bukanlah hokum.

Sebab yang namanya hokum, salah mak diliyek, bina mak dijingak, dereh ayik mak dijingok ka ulu tenang ayek mak dijingok kemuaro dimano telun nan tinggi tabun nan menyenak.

Sedangkan setiap nyawo mengendak bangun, setiap darah mengendak pampeh, undang dak dibaco pasko dak dikirai taliti dak dirintih lambago dak diampa, salah dak diliyek bena dak dijingok, kareno sudah “PELETAK AJO DENGAN JENANG”

Kok ayam panjang kukuk
Sambai jalu
Kok kambing, bakilan panjang tanduk
Bagenggam panjang janggut
Kok kebau nan capah tanduk
Cakah kuku, itam kulit baba dan panjang.
Kok pinang nak batanduk
Sirih nak bagagang
Kain bakayu baikuk bakapalak.
Pasal 3- Lambam balu batepung tawa.
Yaitu, lembam daging tanemakbalu, takulum darah talesu urat.
Sekurang-kurangnya pampehnyo ba tepung tawa, ado jugo sampai kepado ayam baikuk atau bereh dua puluh, kambing sikuk, sebab melihat kepado keadaan

Pasal 4- Patah balung katinggal baik
Yang dimaksud dengan Patah balung katinggal baik, ialah ,patah tulang, sekalipun telah sehat namun meninggalkan bekas cacat yang lama atau seumur hidup, seperti cengkol tangan, pincang kaki dan lain sebagainya.
Pampehnya yaitu beras duo puluh gantang kambing seekor kelapo duo puluh buah dan selemak semanisnyo

Si jimat si timang jambi
Pasko dimano tanah pilih
Adat lumbago pengabih kaji
Undang taliti pengabih daleh

Hukum tabagi 2
1.    Hukum pasko
2.    Hukum lumbago

Hukum Pasko, Tumbuh dateh batu, luluh bawah batu
Tumbuh dateh batang luluh ke bawah batang

Hukum Lambago, Ibo pado yang baik
Sayang pado nan buruk
Gepuk idak membuang
Lemak cedik idak membuang kanti.

Setiap pasko nempuh ado lumbago ngiring.

Pasko : Bapak kereh, induk bina lantak idak goyah, cermin idak kebua, tapaek ditiang panjang talukik dibentuk jati diasak layu dianggu mati.

Hak Negeri/Batin
Lebak, lebung, denan perumbangan tanjung putuih pulau baralih, tanah nyurung (tanah naik) kayu sialang.

B.   Bangun Mayo
Bangun mayo adalah separo bangun, yaitu kesalahan atas pelanggaran ketentuan adat yang sangsi hukumnya separi/setengah dari sang si hokum bangun.

Tentang separo bangun ini ada dua pendapat ahli adat, pendapat pertama yang dimaksud dengan separo bangun yaitu beras duo puluh gantang, kambing seekor, kelapo duo puluh buah, sirih sepanampan serta selembak semanisnyo, dagang sepuluh kayu.

Dagang sepuluh kayu inilah yang dinamakan separoh dari dagang bangun yang duo puluh kayu.
Pendapat kedua mengatakan sangsi hokum separo bangun ialah serba dua dari sangsi hokum pampeh yaitu beras empat puluh gantang, kambing dua ekor, kelapa empat puluh buah, sirih dua penampan, selemak semanisnya s kali dari biasa kain putih ± 10 gabung.





Kesalahan yang masuk dalam bagung mayo yaitu :
1.    Sumping hidung sawing talingok
2.    Pecah mato sawing talingok
3.    Tikam luput pancung sayup
4.    Sawing talingok
5.    Pancng sayup

Penjelasan :
Pasal 1- Sawing idung yaitu hidung seseorang itu putus semua atau sebagian akibat cekak kelahi baik oleh senjata tajam, tumpul, gigit dan sebagainya.

Pasal 2. Pecah mato akibat cekak kelahi atau pecahkan oleh seseorang akibat marah, baik pecah mata satu atau keduanya dengan menggunakan senjata apapun.

Pasal 3- Tikam luput yaitu, seseorang menikam orang lain dengan senjata tajam yang tidak lagi bersarung, seperti pisau, keris, sekin dan sejenisnya. Tapi tidak dapat mengenai orang yang ditikam atau mengenai tapi orang yang dikitakm itu tidak luka.

Pasal 4- Sawing talingok yaitu, telinga seseorang itu putus semua atau sebagian, oleh cara atu dengan senjata apapun oleh lawannya.

Pasal 5- Pancung sayup, adalah seseorang memancung orang lain dengan senjata pedang, parang, kelewang atau dengan senjata tajam yang sejenisnya yang tidak lagi memakai sarung, tapi pancung itu tidak mengenai sasaran.



Lima kesalahan ini terimasuk bab bangun mayo, yang sangsi hukumnya telah diuraikan pada awal bab ini.


C.   Larang Pantang
Sebenarnya semua peratuan dan ketentuan yang sudah diatur oleh raja, batin kampong dan penghulu, kepada semua masyarakat yang berada dalam wilayah dan daerah itu harus mematuhi ketentuan ini dan dilarang melanggar segala ketentuan yang sudak dibikin.

Tidak boleh melanggar semua ketentuan yang sudah ada dan sah inilah yang dikatakan “LARANGAN”.

Namun demikian ada lagi yang khusus yaitu, BAB larangan pantang, kalau pada peraturan yang lain dikatakan larang sedangkan pada BAB ini disebut “ Larang dan Pantang “

Didalam BAB larangan pantang ini dibagi menjadi :
A.   Larang pantang terhadap perempuan
B.   Larang pantang dalam negeri.

Pasal A- Larang pantang terhadap perempuan ada tiga:
1.    Larang
2.    Di larang
3.    Sebena larang

Ayat 1- Larang yaitu, terhadapenak gadis, tidak boleh mengeluarkan kata-kata kotor, cabul, menampar, memukul, memegang, membawa kemana-mana tampa seizin orang tuanya dan kalau pun ada izin dari orang tuanya harus ditemani pula oleh orang tua yang dapat dipercaya, biasanya orang tua perempuan yang untuk menemani si gadis itu, tidak boleh menikahi se gadis tampa izin dari orang tua dan tampa mainnya, dikalangan berada ditempat yang sepe dan ditempat yang kelam.

Ayat 2- Dilarang, yang dilarang adalah tunangan orang atau dengan kata lain perempuan yang sudah bertunanagan.
Sebagai seorang perempuan yang sudah bertunangan dilarang lelaki lain yang bukan tunangannya atau mukhrimnya membawa perempuan itu kemanapun, sedangkan tunangannya sendiri kalau mau membawa perempuan tunangannya ini harus pula membawa seorang perempuan yang sudah tua untuk menemaninya.

Selain itu dilarang menikahi perempuan yang sudah menjadi tunangan orang, kecuali pertunangannya telah diputuskan secara resmi dan segala peraturan yang berkenaan dengan pertunangan telah diselesaikan.

Selanjutnya segala ketentuan yang berlaku bagi ayat 1 “Larang” berlaku pula pada ayat 2 ini, kecuali pada ketentuan membawa kemanapun dan menikahi yang berbeda.

Tentang cara dan peraturan bertunangan akan dijelaskan pada BAB tersendiri.

Ayat 3- Sebena Larang, adalah istri orang.
Istri orang mempunyai peraturan khusus yaitu sebagai berikut:
1.    Tatunjuk (dipitnah) / 10 meh
2.    Tatepuk sa tail sa pao / 20 meh
3.    Tapakai sakati limo / 50 tail / 480


Tatunjuk yaitu, terpitnah seseorang memfitnah istri orang melakukan pekerjaan yang tidak baik, misalnya difitnah mencuri pada hal dia tidak mencuri, orang yang memfitnah ini didenda 10 meh.
Tatepuk yaitu, menampar istri orang dengan alasan apapun tidak dibenarkan. Siapa yang menampar istri orang dia didenda dengan mas sebanyak seketi limo.

Sangsi hokum atau denda adat terhadap BAB Larang Pantang ini sama dengan sangsi hokum pada pasal dan BAB lainnya menghendaki penelitian yang seksama.

Tentang sangis hokum atau denda yang ditentukan dengan emas pada ayat 3 ini dilaksanakan pada zaman dulu, namun akhir ini kalau ada kejadian seperti yang dimaksud pada BAB larang pantang ini sangsinya tetap sebagaimana sangsi yang digunakan pada BAB lain yaitu didenda dengan ayam, kambing dan kerbau.

Pasal B- Larang Pantang dalam Negeri
Didalam Negeri, dusun kampong luhak ada larang dengan pantang.
Sebenarnya semua ketentuan dan peraturan adat yang ada dalam Negeri, kampong, luhak sudah merupakan larang yang tidak boleh dilanggar baik oleh rakyat maupun oleh pemimpin. Namun dalam pasal ini disebut larang pantang dalam Negeri yaitu:
Ayat 1- Mengeja melelak
Ayat 2- Memait manangkit
Ayat 3- Memaki menamo
Ayat 4- Mencepak ma imbau lawan
Ayat 5- Menyinseng lengan baju


Ayat 6- menggulung kaki celana
Ayat 7- Mengalua lambing nan bamato
Ayat 8- Kuju nan batenggang
Apo lagi membuat :
Ayat 9- Tepuk nan selayang
Ayar 10- Tinju nan satuwuk

Kesalahan atas pelanggaran yang tersebut diatas dikatakan salah dilarang penentang, yang sangsi hukumnyo mulai dari tegur sapo, tunjuk aja, ayam baikuk, kelapo batali dan mungkin jugo ado yang sampai beras duo puluh, kambing seekor.
Selanjutnya baca juga pasal Laman basapu dengan udang.

D.   Sumbang Salah
Sumbang salah ialah perbuatan dan tingkah laku yang janggal, tidak pantas, sedangkan salah yaitu perbuatan, tingkah laku dan perkataan yang tidak boleh diperkatakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang menurut adat.

Adapun simbang itu banyak macamnya antara lain:
1.    Sumbang pangimak
2.    Sumbang bakato
3.    Sumbang kaduduk
4.    Sumbang bajalan
5.    Sumbang bujuk malin dan tebing
6.    Sumbang barau maulak lantak
7.    Sumbang kumbang mangucup bungo.

Ayat 1- Sumbang pangimak yaitu, janggal dalam memandang perempuan dengan pandangan yang berlebihan, sehingga pada pandangan itu seakan terkandung maksud yang tidak baik, disamping itu seseorang yang sambil lewat dijalan dalam Negeri. Kampung luak memandang kerumah orang dengan pandangan yang mengandung curiga seperti menyelidiki sesuatu kepada rumah terebut, begitu pula bisa seseorang sambil bercakap-cakap dengan orang punya rumah mata sitamu liar memandang isi rumah, termasuk memandang anak istri yang punya rumah dengan pandangan yang tidak sopan dan mencurigakan.
Hal ini yang tersebut diatas adalah sumbang pangimak sekan-akan terkandung maksud buruk dalam pandangan itu.

Ayat 2- Sumbang bakato
Sumbang bakato yaitu, janggal dalam perkataan seperti mengatakan sesuatu perkataan kepada perempuan yang maksudnya mengarah kepada purno, cabul dan tidak sopan.

Ayat 3- Sumbang kaduduk ialah, apabila seorang lelaki duduk dekat sekali dengan perempuan yang bukan istrinya, pada hal sudah sama-sama dewasa.
Begitu pula seorang lelaki dewasa tidak boleh duduk berdekatan dengan perempuan dewasa sekalipun perempuan itu anak dan pamilinya.
Kemudian sumbang apabila seorang tamu duduk diruang tamu menghadap kedepan/arah keluar rumah.
Kalua tamu tadi langsung duduk diselingkung tiang tengah ini namanya sudah sumbang salah, terlebih lagi kalau duduk dikamar tidur ini lebih salah untuk jalasnya lihat di BAB bubung bajait dengan pasko.

Ayat 4- Sumbang pajalan yaitu berjalan beriringan dengan perempuan yang bukan istri sendiri kecuali kalau ada keperluan yang sangat penting dan diketahui keparluannya itu oleh umum.
Ayat 5- Sumbang bujuk malin dan tebing yaitu, seorang lelaki tegak diatas tebing sungai sambil memandang kejamban tempat mandi yang ada disungai dibawah tebing tadi, dengan tegak dan melihat kejamban tempat mandi itu tanpa ada kepeluan yang penting.

Ayat 6- Sumbang barau ma ulak lantak yaitu, lelaki mandi berlama-lama disungai sedangkan tidak jau dari lelaki yang mandi tadi disungai yang sama ada perempuan yang sedang mandi, buang hajat atau mencucu pakaian dan laki-laki tadi sambil mandi berlama-lama terus mencuri pandang kepada perempuan itu.

Ayat 7 – Sumbang kumbang mengecup bungo ialah lelaki mencium anak bagi sedang dalam gendongan ibunya, apa lagi anak atau bayi itu sedang menyusu sama ibunya itu.

Sangsi hokum sumbang ini mulai dari tegur sapo sampai kepada sangsi ayam baikuk, kelapo batali dan beras duo puluh, kambing seekor serta selemak semanis

TEGUA SAPO KABA
YANG HUKUM
TUNJUK AJA KABA
YANG SALAH

Keterangan ukuran mas (minang)
1 kati               = 20 tahil
1 tahil             = 4 paho
1 paho            = 4 mas
1 mas             = 4 rakit
1 rakit             = 4 sting
1 sting                        = 4 beras
E.   Dendang
Dendang ialah tanda yang di bikin dan di pasang, atau diletak kan kepada sesuatu benda atau orang untuk memberitahu bahwa untuk benda atau orang yang sudah ado tandonyo berarti sudah ada yang punya, dan sewaktu-waktu akan di ambil atau akan di pergunakan.

Pada zaman dahulu yang di dendang adalah :
1.    Dendang sialang balantak besi
2.    Dendang kayu batakuk lepang
3.    Dendang kulit baka likia
4.    Dendang bane nan batebuk
5.    Dendang buah nan bakala
6.    Dendang buluh ba patawek
7.    Dendang getah basunting bungo
8.    Dendang orang bapaletak, duduk nenek empek puyang nan delapan suku nan duo belah pihak, di saksi nenek mamak.

Pasal 1-Dendang sialang belantak besi, yaitu kalau seseorang menemukan kayu sialang/kayu yang khusus tempat sialang berjarang untuk mengumpulkan madu (manis sialang) dihutan yang belum ada orang lain yang punya, maka orang yang menemukan kayu ini boleh memilikinya dengan ketentuan pada kayu itu dikasih tanda dengan besi yang ditancapkan kuat-kuat kepohon itu dan memberi tahu pada batin dan orang banyak bahwa dia telah menemukan kayu sialang dan telah dipasang tandanya dengan lantak besi.


Pasal 2- Dendang kayu batakuk lepang, seseorang menemukan kayu besa dihutan, yang bagus dan baik untuk membuat ramuan rumah atau untuk membuat perahu, maka orang tersebut boleh memiliki kayu ini dengan syarat dia harus memberi tanda dengan cara menakuk lepang (kayu tersebut diberitanda silang dengan parang), jelas dipandang mata. Kemudian diberitahu pada orang banyak.

Pasal 3- Dendang kulit bakaliki, ialah apa bila seseorang menemui kayu dalam hutan diantara kulit kayu ini bagus untuk dinding atau lantai rumah tapi untuk mengambilnya disaat itu belum sempat atau belum ada kawan untuk membantu, sedangkan dia takut nantinya kulit itu diambil orang lain maka, supaya jangan diambil orang, kulit yang masih berasa dibatang kayu itu diikat dengan rotan atau akar sebasan (kalike) sebagai tanda bahwa kulit itu sudah ada yang punya.
Disamping kayu itu diberi tanda, harus juga diberi tahu kepada orang banyak bahwa ia ada mendendang kulit kayu ………… yang bertempatan di ………….

Pasal 4- Dendang bane nan batebuk yaitu, menendang bane kayu yang biasanya bagian pangkal dari pohon kayu yang melebar dan tipis, biasanya dibuat untuk dulang, pendulang mencari emas disungai dan keperluan alat rumah tangga, cara mendendangnya bane kayu itu dibobang, kemudian diberitahu juga kepada orang banyak.

Pasal 5- Dendang buah nan ba kala, yaitu jika menemukan buah dihutan yang sedang berbuah seperti petai, rambutan hutan, tampui, rambai dan lain-lain dan buah ini belum masak sambil menunggu buahnya masa supaya jangan diganguorang, maka batang diberi ranting kayu yang bercabang dan duri rotan ini yang namanya di/ba kala.

Pasal 6- Dendang buluh ba patawek, apabila kita menemukan buluh ada orang mengaku mempunyai, maka kita berpesan kepada orang banyak bahwa buluh yang bertempat di ………….. dia yang menendangnya.

Pasal 7- Dendang gedah basunting bungo, apabila kita menendang getah dihutan, seperti getah balam, getah rotan atau jenang, caranya dengan mengambil bunga dari pohon getah itu dan memberi tahu kepada orang banyak bahwa kita ada menendang getah …………. Tempatnya di ………… sebagai buktinya kita petikkan bunga kayu atau rootan itu kepada orang banyak.

Pasal 8- Dendang orang bapaletak, maslah dendang orang ini biasanya diawali dari hubungan baik antara kedua keluarga. Hubungan baik ini tentu disertai pula dengan
Batambak budi
Batimbun baso
Kain nan bacato
Benang nan ba agi
Kain bacato tengah
Benang nan ba agi tepi

Kebetulan pula diantara dua buah keluarga ini masing-masing mempunyai anak, keluarga A mempunyai anak lelaki, sedangkan keluarga.

Mempunyai Anak Perempuan.
Oleh karena hubungan dekat dan baik tadi, timbullah keinginan dua buah keluarga ini menjodohkan anak mereka, supaya menjadi suami istri dengan tujuan apabila anak mereka telah diikat dengan tali pernikahan, hubungan kedua buah keluarga ini samakin kuat dan erat.

Disebabkan oleh sesuatu dan lain hal, umpamanya anak mereka belum cukup umur, atau belum tersedianya biaya perhelatan untuk upacara pernikahan, atau rumah belum siap atau menunggu sudah nuai padi jadi masih memakan waktu yang agak lama, baru bisa melangsungkan acara pernikahan.

Oleh karena waktu menjelang pernikahan masih lama, timbul kekuatiran dari keluarga ini kalau ada arah yang melintang, sampai anak ini bisa gagal perjodohan mereka, ibarat kata pepatah.

Harap dilabo
Cemeh ka ugi
Takut nan kecik bakal gedang
Nan bingung bakan cerdik
Takut nan jauh kalunyo tibo
Nan dekat kalunyo dating
Takut naraco dipaling meh
Cemeh kok tali dipaling taraju
Takut dimato dipaling kutuk
Cemeh hati dipaling seran
Teluk anta gua baubah
Mailo kiro angan-angan
Yo dibuik
Ikek buatan
Janji basamonyo

Ikek buatan yaitu, dibuat ikatan pengikat (dibuat pengikek)dengan cara silelaki mengikat calon siistrinya dan siperempuan mengikan calon suaminya.

Untuk pengikat biasanya dipakai cincin belah rotan yang terbuat dari emas, diikat/dipakai dijari manis tangan kanan baik calon suami maupun calon istri, pada cincin yang diikat dijari manis tangan silelaki dicantum nama siperempuan dan pada cincin yang diikat dijari manis diperempuan dicantum nama silelaki, inilah yang dikatakan “Ikek Buatan” karena belah rotan pada cincin tadi melambangkan pengikat, rotan adalah alat pengikat.

Setelah diikat diadakanlah “Janji Sampayo” yaitu ungkapan pelak sanaan pernikaan kedua anak ini.

Dalam pertemuan “Ikek Buatan” janji basamonyo ini ditentulah perkiraan tanggal dan bulan pelaksanaan pernikahan kedua anak yang sudah bertunangan ini.

Setalah anak ini diikek buatan janji basamonyo, maka baik anak lelaki maupun anak yang perempuan disebut dengan

ANAK TUNANG ORANG

Tentang “Ikek Buatan” ini dalam pelaksanaanya kita lihat ada bua macam :
1.    Batuka tando
2.    Meletak tando
Nomor satu batuka tando sebagaiman yang telah kita jelaskan diatas.
Nomor dua meletak tando yaitu pihak lelaki saja yang mengikat siperempuan dengan cincin emas belah rotan dijari manis tangan kanannya, sedangkan perempuan tidak mengikat lelaki dengan cincin emas seperti cara pada batuka tando. Kedua cara ini dilihat dari hokum adat adalah sama.

Dendang orang bapaletak atau dengan istilah lain batuka tando atau batunangan ini baru sah apabila :
Duduk nenek empek
Puyang nan lapan
Suku duo belah pihak
Dan nenek mamak

Bila syarat ini tidak dipenuhi jika terjadi sesuatu hal, seperti putusnya ikatan pertunangan, ini tidak dapat dituntut sesuan dengan hokum adat.

Adapun kerugian yang dialami baik oleh pihak perempuan atau pihak lelaki, terserah kedua belah pihak itu sendiri menyelesaikannya.

Putusnya hubungan merekah hanya dianggap persoalan biasa sebagaimana “Bausik sirih bagurau pinang” kalau ada kerugian itu yang dikatakan pepatah “
Adat padang kepanasan
Adat bumbun menyelaro
Nan mudo menanggung rindu
Nan tuo menanggung ragam

Takut mati jangan
Dikacak dune perang
Takut abih jangan
Di kacak dune mudo



Pertunangan yang resmi dan sah, bila terjadi pemutusan ikatan pertunangan, adat menentukan sebagai berikut.

Ulak dari nan batino
Ciri lipat duo

Ulak dari nan jantan
Tebu satuntung dimakan gajah
Meh taluci pulang mandi
Urai tasirak dipadang lalang
Pantun punggu lari akimbo
Jangan diharap balik agi

Yang dimaksud dengan ulak dari nan batino, ialah pihak perempuan yang memutuskan ikatan pertunangan.
Kalau pihak perempuan yang memutuskan pertunangan, tanpa alasan yang sangat kuat dan masuk akal, pihak perempuan dihukum beras duo puluh gantang, kambing seekor, kelapo duo puluh buah serta selemak semanis.

Disamping itu tando yang diberikan dari lelaki tadi dikembalikan kepada pihak lelaki duo kali lipat.

Kalau ulak dari lelaki dengan tidak ada alasan yang sangat kuat dan dapat diterima oleh akal sehat, tanda yang diberi kepada perempuan hilang begitu saja tidak dapat dituntut lagi dan dia dihukum beras duo puluh gantang, kambing seekor dan selemak semanisnya.

1-2= Cavak maling
3-4 Samun skal
5-6 Rebut rampeh

Penjelasan
Pasal 1- Cacak ialah, mengambil milik orang dibadanya atau barang milik orang itu yang sedang dibawanya dengan cepat dan melarikan diri orang yang punya tidak tahu.

Pasal 2- Maling yaitu mengambil milik orang dari rumah atau simpananya pada malam hari

Pasal 3- Samun yaitu, mengambil barang orang ditengah jalan dengan cara kekerasa.

Pasal 4- Sakal yaitu mengambil barang milik orang ditengah jalan atau dirumah dengan kekerasan dan pembunuhan.

Pasal 5- Rebut yaitu, mengambil barang milik orang yang ada dibadanya atau uang sedang dibawanya dengan kekerasan kemudian melarikan diri.

Pasal 6- Rampeh yaitu, mengambil barang orang dibadanya atau barang yang sedang dibawanya dengan kekerasan kalau perlu dengan jalan membunuh.
Maling ba pa ngihit
Jarah ba pa ninjau
Samun batambang ciak
Maling baka adaan




Maling bapa ngihit yaitu, yang melaing adalah orang luar, orang dalam yang menunjuk jalan.

Jarak ba pa ninjau yaitu, sebelum berangkat mengambil/mencuri barang dirumah orang ada yang tukang selidiki rumah orang itu, dimana jalan masuk, bagaimana caranya dan kapan orang punya rumah tidak ada dirumahnya.

Samun batambang ciak yaitu, setiap ada penyamunan tetap yang disamun itu rebut melolong minta tolong kepada orang lain.

Maling baka adaan, seperti
Atap dak talebung
Lantai dak ta ateh
Dinding dak ta bebak
Harto tepi dak ilang
Harto tengah nan hilang
Bunta bayang-bayang

Selidiki dengan mendalam mungkin salah seorang anggota rumah itu yang mencuri barang yang hilang itu atau orang rumah itu berpura-pura kehilangan karena ada maksud yang tidak baik.


F.    Hak Ba Milik
Harto Nan Bapunyo
Hak yaitu, kekuasaan atas sesuatu.
Memiliki yaitu mempunyai dan menguasan sesuatu.
Harta yaitu terdiri dari barang atau benda baik bergerak atau tidak bergerak.

Bab hak bamilik harto nan bapunyo ini terdiri dari tiga pasal yaitu :
1-    Didapat hak milik           4-
2-    Pengesah hak milik      4-
3-    Tando hak milik             4-

Pasal 1- Didapat hak milik dengan empat jalan.
1.    Abih dek upah nan bajago hari nan bagilea, ialah sesuatu benda, barang, didapat dengan usaha sendiri, dikerja sendiri atau diupah kepada orang lain membuat dan mengerjakanya.
2.    Cucu ayik guling arang yaitu harta yang didapat dengan jalan memerima waris dari orang tua
3.    Kecik diaduk jadi utang gedang dipintak dapek bae ialah harta yang didapat dari hibah baik dari orang tua sendiri, pamili atau mendapat ibah dari orang lain.
4.    Ningkek biduk nan bajabu batulak aih bajual beli, ilia basimbuh dayung music ba entak satang bacabang, kecik pangusau gedang utang, gedang pangasu kecik utang, artinyo harto itu didapat dengan cara dibeli.

Pasal 2- Pengsah hak milik 4 macam.
1.    Ta calit dateh karteh nan talukih dateh batu yaitu surat jual beli/kwitansi jual beli
2.    Sangkalo yaitu, basuluh mato hari ba galandang mato rang banyak, terang dilareh nyato dialam “TAU ORANG BANYAK” bahwa barang, benda ini betul adalah milik si ………………….
3.    Tau pemimpin/pemerintah bahwa benda atau barang itu adalah milik si ………………..
4.    Saksi, yaitu cukup saksi yang mengatakan bahwa benda atau barang itu betul milik si ……………………
Saksi tampa dimato tadeng ditelingok, kayak takan rendan keatas takan ampa, tahan diimpit din an tajam, tahan di dada din an angat, tahan diejek dengan sumpah.

Pasal 3- Tando hak milik ado empat macam :
1.    Ado tunggul lansek, tunggul badaro yaitu jenis tanaman yang tumbuh atau masih ada tunggul tanaman ditanah itu.
2.    Ado pendam pakuburan yaitu tempat mengubur mayat pamili atau sanak keluarga.
3.    Ado parit nan balingka yaitu parit yang mengililingi.
4.    Bauda nan bajilo yaitu banda besar dari parit yang baliku dan panjang.

Nikah Kawin
Nasib baik tatubo dilubuk nan ba ikon, toluntung dibane nang batalo, nasib nang malang tasulik dilunyui, arang abih besi binaso, orang mamuput payah bae, bung aluh paku tatunggul cakerou tatumpong ilang

G.   Salah

Pintu salah               5
Penunjuk salah       4
Berbuat salah           4
Pengesah salah      4
Yang menyalah       2
Pembetul nan          2

Keterangan :
Pasal 1- Pintu salah nan 5
1.    Salah disarak
2.    Salah diadat
3.    Salah diico pakai
4.    Salah dilarang pantang
5.    Salah dipasko
Ayat 1- Salah disarak          = Nan balubuk kasumun

Ayat 2- Salah diadat            = Tidak   menurut   kepado nan   batiru
bataladan, ba ukua, bajangko, ba ulu apatut, jalan ba ambeh idak diturut baju bajait idak dipakai.

Ayat 3- Salah diico pakai    = So buik  keduo  pakai,  sesuatu  yang
telah dibuik sudah dipakai itu nan dilarang, umpamonyo dak bulih mantau tengah dusun, awak mantau jugi ditengah dusun, idak bulih nubo sungai awak nubo jugo, jadi mantau dengan nubo ini salah diico pakai.
Ayat 4- Salah dilarang pantang
Jalan basuwo nan ditampuh
Batang baribek nan dipajek
Buaj bakase nan ditutuh
Seperti menganggu tuning orang, nengganggu bini orang dan larangan pantang dalam negeri nan punyo ma dik mengentap tanah dan seterusnyo.

Ayat 5- Salah dipasko
Bakato idak dalam pasko
Manakat idak dalam barih
Tunjuk luruih, kalingking bakail
Pat diluar, incung didalam
Ajo malebuh undang, panghulu ma asak pakai.

Pasal 2- Penunjuk salah 4:
Ayat 1- Ayat ati kacundung mato
Ayat 2- Gerak gerik tegereng semua
Ayat 3- Tunduk baka tunggangan
Ayat 4- Takeja ta ulak

Penunjuk salah ini disebut jugo jalan tuduh, kareno seseorang itu baru disangko berbuat salah namun belum pasti salah.

Pasal 3- Yang berbuat salah
Ayat 1- Kaki
Ayat 2- Tangan
Ayat 3- Mulut
Ayat 4- Mato

Pasal 4- Pengesah salah
1.    Taikat ta kebat
2.    Tampuk tangkai
3.    Saksi
4.    Ciak

Ayat 1- Taikat takebat
Tatangkap tangan, tatangkap basah ngalicik dak dapek jalan lahi ngalitong idak dapek jalan lepeh, ayam putih tebang siang inggap dikayu maranting, kukunyo badencing dncing. Nyato dilareh terang dialam.



Ayat 2- Tampuk tangkai
Tambuk barang tabawo, tangkai barang tinggal.
Tampuk tangkai itu adalah barang bukti orang itu berbuat salah.

Ayat 3- Saksi
Tampak dimato, tadenga ditalingok, kayak tahan sesah, kadarat tahan ampa, tahan diimpit dinan tajam, tahan didada din an angat, tahan disumpah dengan kura-an (tahan diejek dengan sumpah).

Ayat 4- Ciak
Yaitu pengakuan seseorang, bahwa benar dia telah melakukan pelanggaran dan kejahatan.
Bila seseorang telah mengaku berbuat kesalahan, orang ini harus dihukum sesuai dengan kesalahannya, kareno selako adat mengatakan.
Kawau Mati Dik Bunyi
Ruso Mati Di Tijaknyo
Jika seseorang perempuan melakukan zinah dengan beberapo orang laki-laki perempuan itu menyebut salah seorang dari laki-laki itu yang berzinah yang wajib mengawininya perempuan itu. Sebutan dari perempuan itu terhadap lelaki tadi itu dinamakan ciak.
Pasal 5- Yang menyalah dua
1.    Sarak
2.    Adat

Pasal 6- Pembetul nan mudo
1.    Sarak
2.    Adat
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Hukum merupakan kumpulan bermacam-macam dan tingkatan kaedah untuk mengatur sangsi-sangsi apa yang harus di timpakan kepada orang yang melanggar ketentuan-ketentuan dan segala peraturan baik yang turun dari raja, bathin, penghulu, maupun peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh masyarakat bersama anak negri.
Didalam Negeri, dusun kampong luhak ada larang dengan pantang.Sebenarnya semua ketentuan dan peraturan adat yang ada dalam Negeri, kampong, luhak sudah merupakan larang yang tidak boleh dilanggar baik oleh rakyat maupun oleh pemimpin.

B.   Kritik dan Saran
Dalam penyajian makalah kami ini, tentu rekan-rekan “pembaca khususnya mahasiswa belum begitu memahami atau kurang merasa sempurna atas penyajian kami, hal itu dikarenakan keterbatasan kami, untuk itu kami mohon kesediaan dosen pembimbing menambah serta menutupi kelemahan itu, selain itu adanya kritik /saran dari rekan-rekan” pasti menghasilkan inovasi pada makalah berikutnya, Terima kasih.











Daftar Pustaka

DT.Ismael Hasim,Hukum Adat Merangin Buku ke 4, 29 Juni 2001



























DAFTAR ISI


Kata Pengantar .......................................................................                    i
Daftar Isi .................................................................................                      ii
BAB I  Pendahuluan ................................................................                  1
BAB II Pembahasan
Peletak ajo dengan jenang……….…………………………..                2
Bangun mayo….…………………….………………..........                      5
Larang pantang….…………………….………………..........                   7
Sumbang salah….…………………….………………..........                   10
Dendang……….…………………….………………..........                       13
Hak bamilik…...…………………….………………..........             21
Salah……….….…………………….………………..........                        23
BAB III            Penutup .............................................................                  27
Kesimpulan 
Kritik dan Saran
Daftar Pustaka……………………………………………………             28








KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb.
            Puji syukur patut kita ungkapkan kehadirat Allah SWT, karena atas izinnya dan rahmat hidayah yang dilimpahkannya kepada kita semua. Alhamdulillah penyusun makalah yang berjudul “ Hukum Adat Merangin ” ini dapat kami selesaikan tepat pada tenggang waktu yang diberikan oleh dosen pembimbing.

            Dalam menyingkapi permasalahan yang terdapat didalam makalah ini, terutama kami sebagai pemakalah belum begitu sempurna menguraikan isi yang ada didalam makalah ini, untuk itu penting adanya harapan kami memohon kepada dosen pembimbing untuk menambah serta meluruskannya agar tidak terjadi kekeliruan bagi para rekan pembaca.

            Selanjutnya ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang memberi dorongan pada kami dalam menyusun makalah ini
            Wassalamua’alaikum wr,wb


   Bangko,10 November 2012
                                                                                                Penyusun










1 komentar: