Jabatan yang sangat strategis ini merupakan jenjang karir baru bagi Doni. Lingkungan Paspamres sudah tak asing lagi baginya, karena telah bergabung di Pasukan Pengaman Presiden itu sejak 2001 – 2004, lalu 2005 – 2006 dan terakhir 2008 – 2010 dengan jabatan Dan Grup A Paspampres.
Sebelum menjadi Danpaspampres, putra Lintau, Kabupaten Tanah Datar itu juga malang melintang pada Pasukan Khusus (Kopassus) dengan Jabatan Wadankopassus dari tahun 2011 – 2012. Selama menjabat Wadankopassus, salah satu programnya mendekatkan Kopassus dengan masyarakat melalui program sejuta pohon, bahkan ikut menghijaukan kampus kuning Universitas Indonesia serta daerah tandus lainnya di Jawa Barat.
Banda Aceh sampai SMP.
Doni Monardo dilahirkan tanggal 10 Mei 1963 di Cimahi, Jawa Barat. Anak pasangan Lekol. Nasrul Saad dengan Roeslina sejak kecil sudah berpindah-pindah ke beberapa daerah, mengikuti pekerjaan bapaknya sebagai polisi militer. Dari Cimahi pindah ke Meulabouh, Aceh Barat. Kemudian pindah ke Lhoksomawe lalu menetap di
Pada tahun 1975, keluarga Doni pindah ke daerah asalnya di Padang, Sumbar. Menyelesaikan SMA I Padang tahun 1981, Doni kemudian melanjutkan pendidikan ke AKABRI dan lulus tahun 1985. Penempatan pertama langsung pada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tahun 1986 sampai dengan 1998. Selama di Kopassus dia pernah ditugaskan ke Timor-Timur, Aceh dan daerah lainnya.
Pada tahun 1992, Doni menikah dengan Santi Ariviani, dan dikurniai tiga anak Azzianti Riani Monardo (1993), Reizalka Dwika Monardo (1997) dan si bungsu Adelwin Azel Monardo (2003).
Pada tahun 1992, Doni menikah dengan Santi Ariviani, dan dikurniai tiga anak Azzianti Riani Monardo (1993), Reizalka Dwika Monardo (1997) dan si bungsu Adelwin Azel Monardo (2003).
Raiderdi Bali. Kemudian ditarik kembali di Paspamres hingga tahun 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan.
Pada tahun 1999 hingga 2001, lelaki yang suka kegiatan menembak dan beladiri ini ditugaskan pada Batalion
Pada tahun 2005 sampai dengan 2006 Doni ditugaskan di Aceh. Tahun di sana, dia kembali ditarik ke Jakarta bergabung dengan Paspamres. Pada tahun 2006 dipindahkan ke Makasar,Sulawesi Selatan di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, atau yang lebih dikenal dengan Kostrad. Salah satu program yang hingga kini dikenang masyarakat Makasar adalah penghijauan beberapa kawasan tandus di Sulawesi Selatan termasuk di sekitar Bandara Hasanuddin.
Setelah di Makasar, Doni di promosikan menjadi Dan Grup A Paspampres hingga 2010. Selama bertugas mengawal orang nomor satu di Republik Indonesia sudah mengikuti kunjungan Presiden ke 27 negara di dunia.
Puas di Paspamres, Doni kemudian diberi kepercayaan menjadi Danrem 061 Surya Kencana Bogor. Pengalaman yang begitu panjang di berbagai daerah menjadi modalnya mengamankan daerah peyangga ibu kota tersebut. Kerjasama yang apik dengan pihak kepolisian dan masyarakat berhasil mereda konflik Ahmadiah dan Gereja Yasmin.
Bulan April 2012 Doni mengikuti pendidikan PPSA XVIII di Lemhannas. Baru empat bulan di Lemhannas Doni dipromosikan menjadi Danpaspampres.
“ Mudahan Pak Doni berhasil menjadi Danpaspampres serta berhasil juga menamatkan pendidikan Lemhannas-nya,” ujar Dr. Soni Harmaini, koleganya sesama peserta PPSA XVIII dari Universitas Indonesia. (infojambi.com/Mursyid Sonsang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar